Terlalu Sering Lembur Ternyata Bisa Picu Risiko Stroke!

Pernahkah Anda merasa kelelahan setelah lembur berjam-jam? Bukan hanya badan yang pegal, tapi juga kepala pusing dan sulit konsentrasi. Ternyata, kebiasaan lembur tidak hanya menguras energi, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke. Fakta ini didukung oleh penelitian terbaru yang menunjukkan korelasi antara jam kerja panjang dan gangguan kesehatan jangka panjang.

Tak hanya stroke, terlalu sering lembur juga memengaruhi kualitas tidur dan kesehatan mental. Jika Anda termasuk orang yang sering membawa pekerjaan pulang atau begadang menyelesaikan deadline, artikel ini wajib dibaca sampai habis. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Hubungan Lembur dan Risiko Stroke

Penelitian dari Prancis yang melibatkan 143.000 peserta menemukan bahwa orang yang bekerja lebih dari 10 jam sehari selama minimal 50 hari dalam setahun memiliki risiko stroke 29% lebih tinggi. Studi ini juga mengungkap bahwa risiko ini lebih besar pada pekerja di bawah usia 50 tahun, terlepas dari jenis kelamin.

Selain itu, meta-analisis dari The Lancet yang menganalisis data 600.000 orang menunjukkan bahwa karyawan dengan jam kerja 40-55 jam per minggu lebih berisiko terkena stroke dibandingkan yang bekerja 35-40 jam per minggu. Temuan ini membuktikan bahwa kerja berlebihan bukan hanya melelahkan, tetapi juga berbahaya bagi kesehatan.

Berapa Lama Jam Kerja yang Dianggap Berbahaya?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bekerja lebih dari 55 jam per minggu meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke. Berikut perbandingannya dalam tabel:

Jam Kerja/Minggu Risiko Kesehatan
35-40 jam Normal, risiko rendah
41-48 jam Mulai berisiko gangguan tidur
49-54 jam Peningkatan risiko hipertensi
≥55 jam Tinggi risiko stroke & serangan jantung

Penelitian menunjukkan bahwa setelah 8-9 jam kerja, produktivitas justru menurun, sementara kelelahan fisik dan mental meningkat. Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu kerja agar tetap optimal tanpa mengorbankan kesehatan.

Efek Samping Lembur Selain Stroke

Selain meningkatkan risiko stroke, terlalu sering lembur juga memicu berbagai masalah kesehatan serius lainnya. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Gangguan Tidur (Insomnia atau Kurang Tidur Kronis)

Ketika Anda terus-menerus begadang untuk menyelesaikan pekerjaan, ritme sirkadian (jam biologis tubuh) akan terganggu. Otak kesulitan memproduksi melatonin (hormon tidur) karena paparan cahaya layar gadget dan tekanan pikiran. Akibatnya, Anda mungkin mengalami:

  • Sulit tidur (insomnia)

  • Tidur tidak nyenyak

  • Bangun dengan perasaan lelah

  • Kantuk berlebihan di siang hari

  • Gangguan memori jangka pendek

Studi menunjukkan bahwa orang yang bekerja shift malam atau lembur hingga larut malam 50% lebih berisiko mengalami gangguan tidur permanen.

Baca juga: Tren 4 Hari Kerja Seminggu: Efektif Tingkatkan Produktivitas?

2. Masalah Pencernaan (Asam Lambung Naik & Maag)

Lembur sering kali membuat Anda melewatkan jam makan atau mengonsumsi makanan tidak sehat seperti junk food dan kopi berlebihan. Kebiasaan ini memicu:

  • GERD (asam lambung naik) karena stres dan pola makan tidak teratur

  • Maag kronis akibat produksi asam lambung berlebih

  • Sindrom iritasi usus karena duduk terlalu lama dan kurang gerak

  • Konstipasi atau diare akibat dehidrasi dan asupan serat yang kurang

Sebuah penelitian di Korea Selatan menemukan bahwa 68% pekerja kantoran yang sering lembur mengalami setidaknya satu gangguan pencernaan.

3. Penurunan Daya Ingat & Konsentrasi

Otak membutuhkan istirahat untuk mengolah informasi dan memperbaiki sel-sel saraf. Jika Anda terus dipaksa bekerja berjam-jam tanpa jeda, dampaknya meliputi:

  • Sulit fokus saat menyelesaikan tugas

  • Sering lupa (misalnya lupa menyimpan file atau janji penting)

  • Kesulitan mengambil keputusan

  • Penurunan kreativitas dan problem-solving skill

Penelitian dari University of Pennsylvania membuktikan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam sehari selama seminggu mengalami penurunan fungsi kognitif setara dengan orang yang begadang 2 hari berturut-turut.

4. Melemahnya Sistem Imun

Stres akibat kerja berlebihan meningkatkan produksi hormon kortisol, yang jika berlangsung lama justru melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, Anda lebih rentan terhadap:

  • Flu & infeksi virus lebih sering

  • Luka lebih lama sembuh

  • Reaksi alergi yang memburuk

  • Risiko penyakit autoimun meningkat

Data dari American Psychological Association menunjukkan bahwa pekerja yang lembur lebih dari 50 jam/minggu 2x lebih sering sakit dibandingkan yang bekerja normal.

5. Fenomena “Karoshi” (Kematian Akibat Kerja Berlebihan)

Di Jepang, istilah “Karoshi” digunakan untuk menggambarkan kematian mendadak akibat kerja terlalu keras, biasanya karena:

  • Serangan jantung (karena tekanan darah tinggi & stres kronis)

  • Stroke hemoragik (perdarahan otak)

  • Bunuh diri akibat depresi berat

 

 

Tertarik kerja  di Luar Negeri, Tapi bingung bagaimana cara mengurus visa?

Yuk konsultasi dengan WorkAbroad.id untuk bantu persiapan bekerja di Luar Negeri.

Klik tombol di bawah ini, dan mulai perjalanan karir internasional di Luar Negri! 👇

 

 

Kenapa Pekerja Kantoran Lebih Rentan?

Pekerja kantoran termasuk kelompok yang paling berisiko mengalami dampak negatif dari lembur berlebihan. Berbeda dengan pekerja lapangan yang lebih banyak bergerak, gaya hidup sedentary (kurang gerak) yang dipadukan dengan tekanan pekerjaan tinggi menciptakan “badai sempurna” bagi masalah kesehatan. Rutinitas duduk berjam-jam di depan komputer, ditambah kebiasaan tidak sehat saat lembur, mempercepat kerusakan tubuh secara diam-diam. Berikut faktor-faktor yang membuat pekerja kantoran khususnya rentan terhadap bahaya lembur:

  • Duduk terlalu lama (memicu penggumpalan darah)
  •  Kurang gerak & olahraga
  •  Paparan stres tinggi (target, tekanan atasan)
  •  Kebiasaan ngemil tidak sehat saat lembur

Ditambah lagi, pekerja shift malam memiliki risiko lebih tinggi karena gangguan ritme sirkadian, yang memengaruhi tekanan darah dan kesehatan jantung.

Kebiasaan Tidak Sehat yang Sering Menyertai Lembur

Ketika lembur, tubuh dan pikiran yang kelelahan seringkali membuat kita mencari “penopang” instan untuk tetap terjaga dan berenergi. Sayangnya, pilihan yang umum diambil justru merupakan kebiasaan tidak sehat yang memperparah dampak negatif lembur. Kopi dan minuman berenergi mungkin bisa membuat mata tetap melek, tetapi kandungan kafein yang berlebihan justru memicu dehidrasi, gangguan irama jantung, dan kecemasan. Rokok sering dijadikan “pelarian” untuk mengurangi stres, padahal nikotin malah meningkatkan tekanan darah dan memperburuk sirkulasi oksigen ke otak.

Selain itu, saat lembur, pola makan biasanya menjadi kacau. Makanan cepat saji yang tinggi garam dan lemak jenuh sering menjadi pilihan karena praktis, namun justru memicu masalah seperti kenaikan kolesterol dan gangguan pencernaan. Kebiasaan kurang minum air putih juga semakin memperburuk kondisi, karena dehidrasi membuat tubuh lebih sulit berkonsentrasi dan memulihkan energi. Padahal, saat lembur, tubuh justru membutuhkan lebih banyak cairan untuk menjaga metabolisme tetap optimal.

Baca juga: Aturan Mengenai Jam Kerja di Jerman, Apa Saja?

Cara Mengurangi Risiko Stroke Akibat Lembur

Lembur yang berlebihan memang sulit dihindari, terutama ketika pekerjaan menumpuk dan deadline menghimpit. Namun, bukan berarti kita harus pasrah menerima segala risikonya. Dengan menerapkan strategi yang tepat, Anda bisa meminimalisir dampak buruk lembur terhadap kesehatan, khususnya risiko stroke yang mengintai. Kuncinya adalah menciptakan keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan tubuh untuk tetap sehat. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa Anda terapkan mulai hari ini:

  • Batasi lembur maksimal 2x seminggu
  •  Istirahat setiap 2 jam (5-10 menit)
  •  Olahraga ringan (jalan kaki, stretching)
  •  Perbanyak minum air & makanan bergizi
  •  Tidur cukup (6-8 jam/hari)

Tips untuk Pekerja Agar Tetap Sehat Meski Sibuk

1. Atur Prioritas Kerja (Fokus pada Tugas Penting)

Salah satu kunci menjaga kesehatan saat sibuk adalah dengan mengelola prioritas pekerjaan secara efektif. Daripada mencoba menyelesaikan semua tugas sekaligus, identifikasi tugas-tugas yang benar-benar penting dan mendesak menggunakan metode seperti Eisenhower Matrix. Dengan fokus pada hal-hal yang memberikan dampak terbesar, Anda bisa mengurangi beban kerja berlebihan dan menghindari stres yang tidak perlu. Ingat, menyelesaikan 2-3 tugas penting lebih baik daripada mengerjakan 10 tugas setengah hati.

2. Gunakan Teknik Pomodoro (Kerja 25 Menit, Istirahat 5 Menit)

Teknik Pomodoro terbukti efektif untuk menjaga fokus sekaligus memberikan jeda bagi tubuh dan pikiran. Dengan bekerja secara intens selama 25 menit diikuti istirahat singkat 5 menit, Anda memberi kesempatan bagi otak untuk memproses informasi dan mencegah kelelahan mental. Setelah 4 siklus Pomodoro, ambil istirahat lebih panjang (15-30 menit) untuk benar-benar mengisi ulang energi. Cara ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tapi juga mencegah burnout.

3. Hindari Multitasking Berlebihan

Banyak penelitian menunjukkan bahwa multitasking sebenarnya mengurangi produktivitas hingga 40% dan meningkatkan tingkat stres. Ketika Anda mencoba melakukan beberapa hal sekaligus, otak harus terus-menerus beralih fokus yang menguras energi mental. Lebih baik selesaikan satu tugas sampai tuntas sebelum beralih ke tugas berikutnya. Dengan fokus tunggal, pekerjaan akan lebih cepat selesai dengan kualitas yang lebih baik, dan Anda pun bisa lebih cepat beristirahat.

4. Luangkan Waktu untuk Relaksasi (Meditasi, Hobi)

Di tengah kesibukan, menyisihkan waktu untuk relaksasi justru merupakan investasi penting untuk kesehatan jangka panjang. Aktivitas seperti meditasi 10 menit sehari terbukti mengurangi hormon stres kortisol. Sementara hobi seperti membaca, berkebun, atau bermain musik memberikan kesempatan bagi pikiran untuk melepas penat. Anggap ini sebagai “maintenance” untuk jiwa dan raga Anda – sama pentingnya dengan makan dan tidur.

5. Jangan Ragu Ambil Cuti Jika Diperlukan

Banyak pekerja enggan mengambil cuti karena merasa pekerjaan akan menumpuk. Padahal, cuti justru merupakan hak penting untuk memulihkan energi fisik dan mental. Gunakan cuti untuk benar-benar beristirahat – bukan sekadar bekerja dari rumah. Tubuh yang terus dipaksa bekerja tanpa jeda akan mengalami penurunan performa dan rentan sakit. Ingat, Anda bukan mesin yang bisa terus menyala 24/7. Cuti yang cukup akan membuat Anda kembali bekerja dengan energi dan ide-ide segar.

Peran Penting Perusahaan dalam Melindungi Kesehatan Karyawan

Lembur yang berlebihan tidak hanya menjadi tanggung jawab individu karyawan, melainkan juga mencerminkan budaya kerja yang perlu dievaluasi oleh perusahaan. Organisasi yang peduli dengan kesejahteraan karyawan menyadari bahwa tenaga kerja yang sehat justru akan lebih produktif dan berkomitmen dalam jangka panjang. Perusahaan memiliki kekuatan dan sumber daya untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan hidup, sekaligus mengurangi risiko kesehatan akibat kerja berlebihan.

Ada beberapa langkah konkret yang dapat diambil perusahaan untuk memastikan karyawan tetap sehat dan produktif. Kebijakan yang proaktif tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup karyawan, tetapi juga berdampak positif pada retensi talenta dan kinerja bisnis secara keseluruhan. Berikut beberapa inisiatif yang bisa diterapkan:

  •  Menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel
  •  Mendorong budaya pulang tepat waktu
  •  Menyediakan fasilitas kesehatan (gym, konseling)
  • Membatasi rapat di luar jam kerja
Kesehatan adalah investasi terpenting dalam karier panjang Anda. Meski tuntutan pekerjaan kadang tak terhindarkan, menerapkan strategi di atas akan membantu Anda tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan fisik dan mental. Ingat, kesuksesan sejati adalah ketika Anda bisa meraih prestasi kerja sekaligus menjaga tubuh tetap sehat dan pikiran tetap jernih. Perusahaan mungkin membutuhkan waktu dan tenaga Anda, tetapi hanya Anda yang bisa menentukan batasan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Kunjungi halaman utama WorkAbroad.id untuk temukan lowongan kerja luar negeri terbaru, panduan lengkap, serta informasi beasiswa pelatihan dan sertifikasi kerja.Jangan lewatkan peluang kerja terbaik di luar negeri—mulai persiapkan karier internasionalmu hari ini!

terlalu-lama-bekerja-stroke